Epidemiologist

Epidemiologist
Epidemiologists help with study design, collection and statistical analysis of data, and interpretation and dissemination of results (including peer review and occasional systematic review). Epidemiology has helped develop methodology used in clinical research, public health studies and, to a lesser extent, basic research in the biological sciences

Jumat, 22 November 2013

MENCEGAH INFLUENZA DENGAN GAYA HIDUP SEHAT

MENCEGAH INFLUENZA DENGAN GAYA HIDUP SEHAT


Influenza sering kali disamakan dengan pilek. Padahal, pilek hanyalah salah satu dari gejala influenza. Influenza adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan termasuk saluran hidung.

Influenza adalah penyakit menular yang tergolong dalam kategori self limiting. Artinya, jika tidak disertai komplikasi penyakit lain, setelah 4-7 hari, flu akan sembuh, asalkan tubuh diberi kesempatan meningkatkan daya tahan terhadap pengaruh dari luar.

Influenza merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Ada tiga tipe virus penyebab influenza, yaitu A, B, dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan pemeriksaan laboratorium. Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik, yaitu yang penyebarannya sangat luas. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit yang ringan, tapi kadang-kadang dapat juga menyebabkan epidemik. Sedangkan tipe C bukan merupakan virus yang berbahaya bagi manusia. Diketahui juga bahwa influenza merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus orthomyxovirus golongan RNA.

Gejala-gejala
Menurut dr Fatimah Eliana SpPD dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat, serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada musim hujan di negara tropik dan pada musim dingin di negara beriklim dingin.

“Ada penyakit yang gejalanya hampir mirip dengan influenza, yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” katanya Influenza bisa sembuh dengan sendirinya, tapi ISPA tidak.

Gejala influenza diawali dengan demam, sakit kepala, dan sakit otot. Kemudian diikuti dengan batuk, pilek, nyeri menelan, dan suara serak. Keadaan ini dapat terjadi selama beberapa hari dan hilang dengan sendirinya. Setelah episode sakit ini, penderita mengalami rasa letih selama beberapa hari. Tapi pada umumnya ciri khas yang tampak dari penyakit ini berupa gangguan pernapasan yang timbulnya mendadak seperti panas tinggi dan hidung tersumbat.

“Pada pasien usia lanjut, wanita hamil, atau penderita dengan kekebalan tubuh yang menurun, dapat terjadi komplikasi pada paru akibat infeksi sekunder oleh bakteri streptococcus pneumonia, Hemophilus influenza atau Staphylococcuc aureus,” terangnya.

Masa inkubasi penyakit ini sekitar 1-4 hari. Orang dewasa sudah mulai terinfeksi sejak sehari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Sedangkan anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari.

“Pada beberapa kasus, influenza ditandai dengan demam tinggi,” katanya.

Bagi sebagian orang yang sudah memiliki gangguan paru dan jantung, influenza dapat menimbulkan penyakit radang paru-paru sekunder.

Diagnosa dan Pengobatan

Diagnosa dilakukan dengan mengenali gejala-gejala dari pasien. “Biasanya dari gejala yang timbul dari pasien kita akan tahu,” imbuhnya. Selain itu, ada pula pemeriksaan cairan yang keluar dari hidung dengan pemeriksaan laboratorium.

Pengobatan influenza umumnya hanya untuk mengatasi gejalanya saja, seperti minum air yang banyak dan menghindari alkohol dan rokok. Bila perlu, dapat diberikan parasetamol (acetaminophen) untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri otot. Pemberian antibiotik dapat dilakukan bila terdapat infeksi sekunder yang ditandai dengan batuk berdahak atau pilek dengan cairan berwarna kuning atau hijau kental.

Pemberian obat antivirus cukup efektif, namun sering kali virus influenza sudah resisten terhadap obat intivirus tersebut.

“Ada dua jenis obat antivirus yang sering digunakan, yaitu jenis inhibitor neuraminidase seperti oseltamivir dan zanamivir dan jenis inhibitor protein M2. Inhibitor neuraminidase saat ini lebih banyak digunakan karena efektif dan efek sampingnya minimal,” ujarnya.

Virus influenza dapat diinaktivasi dengan cahaya matahari, desinfektan, dan detergen. Oleh karena itu, pencegahan influenza dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi lingkungan, sering mencuci tangan dengan sabun atau cairan oencuci tangan yang mengandung slkohol, menghindari kontak dengan orang sakit, tidak membuang ludah sembarangan, dan beristirahat bila sedang sakit. Vaksin influenza terutama diberikan kepada kelompok populasi risiko tinggi seperti anak-anak, usia lanjut, penderita asma, diabetes, pemyakit jantung, kanker, HIV, pasca transplantasi, dan penderita dengan imunitas yang rendah lainnya. Efektivitas vaksin ini sangat bervariasi, tergantung pada penderitanya, jenis vaksin yang diberikan, dan jenis virusnya. Karena mutasi virus yang sangat tinggi, umumnya vaksin ini hanya memberikan perlindungan selama satu tahun.

Selain itu, perbanyak konsumsi air putih. Jika dalam kondisi normal Anda mengkonsumsi 6 hingga 8 gelas sehari, ketika terserang pilek, sebaiknya Anda meningkatkan konsumsi air hingga 10 gelas. Air dapat menghanyutkan virus dari tubuh Anda dalam berbagai bentuk seperti keringat dan air seni. Untuk mengatasi sakit tenggorokan bisa juga dengan mengonsumsi tablet antiseeptik untuk melegakan tenggorokan.

Para penderita diminta untuk tidak menyentuh makanan yang mengandung gula seperti kue, es krim, dan makanan manis lainnya. Kandungan gula dalam darah akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Mengonsumsi buah-buahan, sari buah atau jus akan mempercepat proses pemulihan tubuh.

Penggunaan obat flu tidak ditujukan untuk jangka lama. Jika gejala flu tidak berkurang atau semakin berat setelah minum obat flu selama tiga hari, pasien segera berkonsultasi dengan dokter. Obat flu dapat diperoleh tanpa resep doket karena merupakan golongan obat bebas. Untuk itu, pasien harus berhati-hati. Obat itu harus disesuaikan dengan gejala-gejala flu yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar