Epidemiologist

Epidemiologist
Epidemiologists help with study design, collection and statistical analysis of data, and interpretation and dissemination of results (including peer review and occasional systematic review). Epidemiology has helped develop methodology used in clinical research, public health studies and, to a lesser extent, basic research in the biological sciences
Tampilkan postingan dengan label Malaria. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Malaria. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 November 2013

Malaria Papua



Jenis penyakit apa malaria itu? Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau obat yang efektif bisa menyembuhkan malaria secara total. Malaria dapat menyerang mulai dari hewan melata, pengerat, primata hingga burung dan manusia.

Ada 4 jenis malaria oleh spesies perantara yang berbeda yaitu malaria tertiana yang disebabkan plasmodium vivax, malaria tropika yang disebabkan plasmodium falciparum, malaria kuartana yang disebabkan plasmodium malariae dan malaria yang disebabkan plasmodium ovale yang gejalanya mirip dengan malaria tertiana namun jarang ditemukan di Indonesia.

Bagaimana penularannya? 
Malaria menular dengan pembawa nyamuk Anopheles. Nyamuk betina menggigit pasien yang menderita malaria. Darah yang diisapnya mengandung virus dan melalui beberapa taraf perkembangan di dalam tubuh nyamuk hingga akhirnya memasuki kelenjar air liur nyamuk.

 Virus ‘bersemayam’ menunggu kesempatan untuk memasuki aliran darah pada pasien berikut yang digigit nyamuk pembawa virus yang menularkan sporozoit dari jaringan ludahnya ketika menggigit ke jaringan darah dan hati. Parasit ini langsung membentuk stadium awal di sel hati, kemudian ke jaringan darah dan kemudian melanjutkan siklus hidup dalam tubuh nyamuk dimana sporozoit selanjutnya akan kembali berpindah ke kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan kembali ke manusia. 

Pada manusia parasit berdiam di hati untuk berubah menjadi merozoites. Kemudian masuk ke aliran darah, menginfeksi sel darah merah serta berkembang biak.

Masa inkubasi umumnya berlangsung 10-14 hari, kemudian timbul gejala. Namun, bisa terjadi gejala muncul setahun kemudian.Sel darah yang terinfeksi akan berlekatan dengan molekul-molekul pada sel endotel di jaringan tubuh manusia dan bila terjadi dalam jumlah banyak akan terjadi sekuestrasi yakni terhambatnya aliran darah yang membawa oksigen ke jaringan dan organ tubuh manusia.

Kira-kira 10 hari pasca gigitan nyamuk, virus malaria masuk ke dalam aliran darah. Virus kemudian tumbuh dan mengganti semua hemoglobin di dalam sel darah merah. Meskipun hanya satu virus yang menyerang setiap satu sel, tiap virus terus berkembang biak. Ketika sel darah pecah, kembali virus dilepaskan untuk memulai serangan terhadap sel-sel merah yang lain. Siklus itu berlangsung setiap 2 -3 hari.

Diagnosis malaria dipastikan lewat pemeriksaan darah untuk melihat parasit di bawah mikroskop. Hal ini memerlukan keterampilan petugas laboratorium untuk mendeteksi. Selain itu kini ada pemeriksaan serologi cepat dengan kromatografi, namun lebih mahal.

Bagaimana pencegahannya?
Bagi orang yang hendak berkunjung ke daerah endemik malaria, agar tak tertular dianjurkan mengonsumsi chloroquin tablet 300 mg satu kali seminggu dimulai satu minggu sebelum berangkat sampai empat minggu setelah pulang. Hal ini untuk memastikan tidak ada parasit yang berkembang di masa inkubasi, kita masih terlindungi oleh obat tersebut.

Di daerah yang parasitnya telah resisten terhadap chloroquin bisa digunakan doksisiklin tablet 100 mg satu kali seminggu dengan cara sama. “Makan obatnya harus setelah makan agar tidak terjadi iritasi lambung.

Alternatif lain adalah tablet kina atau primakuin. Namun, primakuin tidak boleh dikonsumsi ibu hamil karena bisa memengaruhi pertumbuhan janin.Yang perlu diperhatikan, obat tidak 100 persen melindungi dari malaria. Karenanya, menghindari gigitan nyamuk tetap yang terbaik, di daerah endemik malaria.

Upaya yang tidak mudah, namun bisa dicoba, dengan memakai baju lengan panjang pada sore dan malam hari, menghindari baju warna gelap (nyamuk suka warna gelap), memakai lotion anti nyamuk, berdiam dalam rumah berkasa nyamuk saat petang, tidur di bawah kelambu (bed nets) dan penyemprotan rumah dengan insektisida.

Bagaimana gejala malaria?
Secara keseluruhan gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, nyeri otot, lesu, diare, meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan sehingga sering juga disebut demam kura-kura karena membuat penderitanya meringkuk karena menggigil.

Gejala serangan malaria ini terdiri dari beberapa jenis berupa gejala klasik yang sering menyerang penderita tanpa imunitas dan baru pertama kali terserang dengan tanda menggigil 15-60 menit diikuti demam 2-6 jam dengan suhu 37,5-40 derajat Celcius bahkan lebih, kemudian berkeringat selama 2-4 jam akibat gangguan metabolisme tubuh yang menyebabkan peningkatan keringat dan sebelum ulangan gejala berikutnya penderita biasanya merasa enak setelah berkeringat.

Gejala berulang tiap 48-72 jam sesuai dengan peluruhan sel darah merah. Pada malaria yang lebih parah terdapat anemia dan kuning.

Plasmodium falciparum bisa menyebabkan kejang, penurunan kesadaran, gagal ginjal, koma, bahkan kematian dengan serangan yang paling sering meluas ke berbagai organ tubuh lain serta memunculkan komplikasi. Penderita yang sudah memiliki imunitas biasanya bisa menemukan gejala ini tidak berurutan.

Pada program pemberantasan, gejalanya bisa diikuti dengan sekumpulan gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, diare hingga nyeri otot yang serius. Selain itu juga dikenal gejala malaria berat yang dapat meliputi gangguan kesadaran, kejang, warna kuning pada mata-tubuh dan urin, panas yang sangat tinggi, sesak hingga perdarahan hidung, gusi dan saluran pencernaan serta rasa lumpuh. Bila mengenai jaringan otak yang disebut dengan malaria serebral, akan terjadi kerusakan otak yang biasanya fatal. 

Pada malaria yang disebabkan Plasmodium vivax dan ovale sebagian parasit akan tertanam dalam jaringan hati sebelum sempat melanjutkan siklus hidupnya dalam jaringan darah dan berpotensi menyebabkan kasus-kasus relaps saat tubuh penderita kehilangan daya tahan tubuh walaupun tanpa adanya gigitan nyamuk. Pada infeksi Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale untuk menjaga agar tidak kambuh, pengobatan dikombinasi dengan primakuin satu tablet tiap hari selama 14 hari. Tujuannya untuk mematikan parasit malaria pada stadium hypnozoit, saat parasit malaria tidak aktif dan bersembunyi di sel hati. Sewaktu-waktu parasit bisa aktif dan menyebabkan kambuh.


Pada Plasmodium falciparum tidak ada bentuk sel tidak aktif. Namun, untuk mencegah penularan lebih lanjut, penderita di daerah endemik perlu mengonsumsi primakuin tiga tablet sekaligus untuk mensterilkan parasit. Jika ada nyamuk Anopheles yang mengisap darahnya, parasit tak bisa berkembang biak.


Malaria tertiana merupakan bentuk paling ringan dengan gejala demam setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi, malaria tropika yang paling sering menyebabkan kematian sering muncul dengan gejala serius karena terhalangnya jalan darah ke otak, dan malaria kuartana yang memiliki masa inkubasi terlama dari 18-40 hari setelah terinfeksi. 


Apa obatnya? 

Sejak ditemukannya getah batang pohon cinchona yang kini dikenal sebagai kina, perkembangan pengobatan malaria sudah dimulai. Zat dalam kina yang sebenarnya cukup toksik ini ternyata bisa menekan pertumbuhan protozoa dalam jaringan darah. Perkembangan pengobatan ini kemudian menemukan chloroquin yang jauh lebih efektif menekan penyakit dengan pemakaian terbatas dan juga tidak se-toksik obat-obatan sebelumnya. 

Hambatan yang masih dijumpai adalah resistensi terhadap klorokuin yang ditemukan pada beberapa strain penyebab penyakit belakangan ini, namun juga sudah ditemukan beberapa obat sebagai alternatif terhadap resistensi ini walau belum meluas penggunaannya serta masih memerlukan uji efektifitas dan toksisitas selanjutnya. Beberapa obat juga ada yang ditujukan sebagai tindakan pencegahan terutama terhadap orang-orang yang berkunjung atau masuk ke daerah endemis, walaupun belum terbukti sepenuhnya efektif. 


Dari sisi vaksinasi sendiri, para ahli masih berusaha menemukan vaksin yang benar-benar memenuhi syarat secara uji klinis menyangkut keamanan dan keefektifannya.Perawatan bagi pasien pengidap malaria adalah pemberian obat-obat antimalaria semacam chloroquine atau amodiaquine. Sedapat mungkin penderita mengonsumsi lebih banyak cairan, sari buah yang segar dan makanan yang seimbang.


Apa dampak malaria terhadap ekonomi dan pendidikan? 

Akibat penyakit malaria juga sangat merugikan perekonomian. Termasuk kehilangan pendapatan akibat hilangnya investasi bisnis dan pariwisata daerah endemik. Hubungan malaria dengan kemiskinan sekaligus sebagai penyebab dan akibat yaitu adanya hambatan finansial dan budaya untuk mencegah dan mengobati malaria secara tepat dan efektif. 

Malaria bisa merupakan salah satu sebab rendahnya pencapaian akademis di Papua karena orang yang pernah mengidap malaria lebih dari sekali dan tidak berobat tuntas tidak bisa bekerja secara normal karena kadar hemoglobin darah yang rendah, sehingga cepat lelah, mengantuk dan malas. 


Orang yang tinggal di Papua sebagian besar pernah mengidap penyalit malaria dan virus akan tetap berdiam pada tubuhnya, sewaktu-waktu bisa aktif kembali. Mereka cenderung tidak mau bekerja keras karena sudah menjadi pemahaman umum atau mungkin terjadi salah kaprah bahwa malaria dapat dicegah dengan bekerja tidak sampai lelah, jangan telat makan (perut jangan kosong), jangan kurang tidur, jangan stress dan jangan kurang gizi.  Kenyataan memang begitu, semua yang kami temui mengiyakan pemahaman tersebut, buktinya setelah dipindah ke Papua para pegawai pendatang tambah berat badan karena makan dan tidur banyak sedangkan kerjanya sedikit.

Senin, 18 November 2013

Gejala-gejala penyakit Malaria

Gejala-gejala penyakit Malaria

Gejala Malaria dapat dilihat seperti berikut, ada dua jenis gejala malaria.
a. Gejala malaria ringan (Malaria Tanpa Komplikasi)
Meskipun gejala malaria ringan ini dikatakan ringan, namun sipenderita cukup merasakan siksaan. Gejalanya, demam dan menggigil, disertai sakit kepala, mual, munta, diare, nyeri otot atau pegal-pegal.
Gejala-gejala yang timbul bervarian tergantung daya tahan tubuh penderita.

GeJala Malaria ini ada tiga stadium berurutan:
1. Stadium dingin (cold stage)
Kedinginan dirasakan kurang lebih 15 menit hingga sampai 1 jam. dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, denyut nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang disertai muntah.

2. stadium demam (hot stage)
berlangsung lebih dari 2 hingga 4 jam. penderita merasa kepanasan (fever). muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oc atau lebih. pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.

3. stadium berkeringat (sweating stage)
berlangsung lebih dar 2 hingga 4 jam. penderita berkeringat sangat banyak. suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.

b. gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi)
penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria melalui pemeriksaan laboratorium sediaan darah tepi atau rapid diagnostic test (rdt) dan disertai memiliki satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:
- gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah)
- keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
- kejang-kejang
- panas sangat tinggi
- mata atau tubuh kuning
- tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang) perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
- nafas cepat atau sesak nafas
penyebab malaria yang paling utama adalah karena penularan parasit malaria yang dibawa oleh nyamuk anopheles. tanda-tanda dan gejala malaria yang paling umum adalah deman spesifik dimana tubuh terasa panas, namun penderita merasakan kedinginan yang amat sangat. semoga bermanfaat.

Gejala Malaria, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Malaria

Gejala Malaria, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Malaria

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah dengan iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk juga di Indonesia.

Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.

Nyamuk Malaria Anopheles
Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit malaria. Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris, The Lancet. Angka yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010 yakni 655.000.

Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan demam berdarahkarena punya gejala yang mirip dan sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Namun perlu diketahui bahwa keduanya berbeda. Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa parasit plasmodium, sementarademam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa visrus Dengue.

Gejala Penyakit Malaria


Gejala malaria mirip dengan gejala flu biasa. Penderita mengalami demam, menggigil, nyeri otot persendian dan sakit kepala. Penderita mengalami mual, muntah, batuk dan diare. Gejala khas malaria adalah adanya siklus menggigil, demam dan berkeringat yang terjadi berulang ulang. Pengulangan bisa berlangsung tiap hari, dua hari sekali atau tiga hari sekali terggantung jenis malaria yang menginfeksi. Gejala lain warna kuning pada kulit akibat rusaknya sel darah merah dan sel hati.

Infeksi awal malaria umumnya memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
  • Menggigil
  • Demam tinggi
  • Berkeringat secara berlebihan seiring menurunnya suhu tubuh
  • Mengalami ketidaknyamanan dan kegelisahan (malaise)

Tanda dan gejala lain antara lain:
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Diare

Dalam beberapa kasus, parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam tubuh manusia selama beberapa bulan. Sementara itu, infeksi akibat parasit P. falciparum biasanya lebih serius dan lebih mengancam nyawa. Sehingga ketika merasakan gejala tersebut, penangan dokter lebih awal sangat disarankan.

Penyebab, Penularan & Faktor Risiko


Meski memiliki gejala yang hampir mirip, malaria dan demam berdarah disebabkan oleh nyamuk yang berbeda. Nyamuk penyebab demam berdarah adalah Aedes Aegypti, dan menyerang pada siang hari. Sementara nyamuk Anopheles penyebab malaria menyerang pada pagi dan sore hari.

Penyebab Malaria


Parasit yang menyebabkan malaria disebut plasmodium. Ada 170 jenis plasmodium, tapi hanya empat yang menyebabkan malaria pada manusia :
  • P. falciparum, merupakan jenis yang banyak terdapat di Afrika dan menyebabkan gejala yang parah.
  • P. vivax, merupakan jenis yang banyak terdapat di daerah tropis Asia.
  • P. malariae, banyak terdapat di Afrika dan dapat berdiam di aliran darah tanpa menimbulkan gejala apapun untuk beberapa tahun.
  • P. ovale, banyak terdapat di Afrika bagian barat.

Proses Penularan Penyakit Malaria


Penularan parasit plasmodium kepada manusia adalah melalui nyamuk anopheles betina. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi malaria, nyamuk tersebut menyedot parasit yang disebut gametocytes. Parasit tersebut menyelesaikan siklus pertumbuhannya di dalam tubuh nyamuk dan kemudian merambat ke kelenjar ludah nyamuk. Pada saat menggigit anda, nyamuk ini menyuntikan parasit ke aliran darah anda. Menuju hati kemudian melipatgandakan diri.

Bentuk penularan lain yang dapat terjadi dapat berupa penularan dari wanita hamil ke janin. Malaria juga dapat menular melalui transfusi darah.

Faktor Risiko Terkena Malaria


Mereka yang memiliki imunitas rendah terhadap malaria memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini berlawanan dengan mereka yang tinggal di daerah endemik karena telah memiliki imunitas terhadap malaria.

Mereka yang berisiko mengalami malaria antara lain:
  • Anak-anak dan bayi
  • Pelancong yang datang dari wilayah tanpa malaria
  • Wanita hamil dan janinnya

Pencegahan dan Cara Pengobatan


Tidak ada vaksin yang efektif untuk melawan malaria. Pada negara-negara endemik cara pencegahannya adalah dengan menjauhkan nyamuk dari manusia dengan memakai obat nyamuk atau jaring nyamuk.

Cara Pencegahan


Biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat endemik malaria. Namun kita juga bisa melakukan pencegahan seperti berikut:
  • Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
  • Menggunakan krim anti nyamuk
  • Memasang kelambu anti nyamuk
  • Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk malaria mengancam, konsultasikan dulu dengan dokter
  • Jangan keluar rumah setelah senja
  • Menyemprotkan obat nyamuk di kamar tidur dan isi rumah

Jangan lupa, jaga kesehatan diri dengan makan makanan bergizi dan olahraga teratur untuk meningkatkan sistem imun dan mencegah serangan penyakit malaria!

Cara Pengobatan


Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan malaria yaitu : jenis plasmodium yang menginfeksi, keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan) dan jenis obat yang cocok untuk plasmodium penginfeksi. Jenis obat tergantung dari daerah geografis tempat plasmodium tersebut hidup. Hal tersebut disebabkan adanya plasmodium yang sudah resisten terhadap beberapa obat pada daerah daerah tertentu.

Malaria ringan dapat diberikan obat oral. Sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala klinis perdarahan harus di observasi di rumah sakit dengan pengobatan intra vena.

Malaria

Definitions and symptoms

As the malaria parasites enter the blood stream they infect and destroy red blood cells. Destruction of these essential cells leads to fever and flu-like symptoms, such as chills, headache, muscle aches, tiredness, nausea, vomiting and diarrhea. These initial symptoms are non-specific: in other words, they are self-reported symptoms that do not indicate a specific disease process.

Uncomplicated malaria (can be caused by all strains of Plasmodium)

Malaria is considered uncomplicated when symptoms are present but there are no clinical or laboratory signs to indicate severity or vital organ dysfunction.2 The symptoms of uncomplicated malaria are non-specific and include fever.

Severe malaria (only caused by P. falciparum)

Infection with P. falciparum, if not promptly treated, can quickly progress to severe malaria. The main symptoms of severe malaria include: coma, severe breathing difficulties, low blood sugar, and low blood haemoglobin (severe anaemia). It is diagnosed on the basis of the presence P. falciparum parasites and one of the above symptoms with no other obvious cause. Children are particularly vulnerable since they have little or no immunity to the parasite. If untreated, severe malaria can lead to death.

Cerebral malaria (only caused by P. falciparum)

Malaria is classified as cerebral when it manifests with cerebral symptoms, such as coma.