Epidemiologist

Epidemiologist
Epidemiologists help with study design, collection and statistical analysis of data, and interpretation and dissemination of results (including peer review and occasional systematic review). Epidemiology has helped develop methodology used in clinical research, public health studies and, to a lesser extent, basic research in the biological sciences

Senin, 16 September 2013

Anak autis


AuAutisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun.

Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelastis memiliki spektrum yg lebar. Dari yg autis ringan sampai yg terberat. Termasuk di dalamnya adalah hyper-active, attention disorder, dan sebagainya. Anak autis dapat hidup normal dan mandiri, tentunya butuh kesabaran dan ketekunan orang tua dalam menghadapi perilaku-pelaku tidak normal sang anak.

Penyebab Autis

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Jumlah penderita autis diberbagai Negara terus meningkat, termasuk Indonesia.  Menyebab dari autis sendiri belum diketahui secara pasti dan masih menjadi bahan perdebatan dikalangan para ahli.

Kebanyakan anak autis adalah laki-laki.  Anak perempuan memiliki hormon estrogen yg dapat menetralisir autisme, sedangkan  hormon testoteronnya pada anak laki-laki justru memperparah keadaannya.

Berikut beberapa hal yang diduga menjadi penyebab-penyakit autis:
Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia
Sebagian peneliti lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa.
Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.
Perdebatan yang terjadi akhir akhir ini berkisar pada kemungkinan penyebab autis yang disebabkan oleh vaksinasi anak, namun hal ini dibantah oleh ahli yang lain.

Bagaimana Mengetahui Gejala Autis Sejak Dini?
Tentunya bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autis untuk berkembang secara optimal.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala autis.
1.      Metode M-Chat

Salah satunya dengan metode yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).  Orang tua harus mengamati 6 pertanyaan penting berikut :

1. Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada  sesuatu?
3. Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan tersebut?

Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme.

2. Melakukan Konsultasi dengan Para Ahli

Jika berdasarkan metode diatas buah hati anda menunjukkan tanda-tanda autis, segera konsultasikan dengan ahli atau dokter.Karena karakteristik dari penyandang autis ini banyak sekali ragamnya (sepektrum yang sangat luas) sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autis. Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya.
Cara Menghadapi Anak Autis:

1. Melatih Komunikasi Verbal dan Non verbal

Disini orangtua harus berperan aktif terhadap anak. Orangtua harus bisa mengajarkan komunikasi verbal dan non verbal kepada anak dengan cara menemaninya bermain, atau yang lainnya. Contohnya, pada saat si anak mengambil sesuatu misalnya mainan bola, jangan biarkan dia hanya mengambil barang itu tanpa mengucapkan nama barang tersebut.

2. Sesuaikan Keinginan Anda

Jangan paksakan anak anda mengikuti apa yang orangtua mau. Bersabar adalah kunci utama dalam menghadapi anak autis. Apabila anak anda tidak mau diatur misal dalam hal makan. Usahakan anda tidak memaksakan keinginan anda kepada anak untuk duduk diam selama makan. Ajaklah dia untuk duduk diam dalam beberapa menit, memegang sendok dan menyuapkan makan menggunakan sendok. Apabila dia sudah merasa bosan, biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan namun dalam batas wajar. Kemudian, ajak lagi anak anda melakukan hal tesebut.

3. Interaksi Sosial

Jangan biarkan anak anda bermain sendirian. Ajaklah dia keluar rumah bertemu dengan orang-orang dan anak-anak seumuran dia. Ajak anak anda bermain hal yang dia sukai. Apabila anak anda sedang bermain mobil-mobilan, ikutlah dalam bermain mobil-mobilan kemudian contohkan pada anak anda bagaimana cara bermain dan menyusun mobil-mobilan agar rapi.

4. Emosi dan Perasaan

Jangan mudah terpancing emosi dalam menghadapi anak autis. Usahakan hindari emosi dan perasaan sedih ketika bermain dengan anak anda. Apabila anak anda mengamuk, menangis, menjerit, dan melempar sesuatu biarkan saja dia melakukan hal itu. Setelah dia tenang ajak lagi untuk bermain sesuatu yang dapat melatih anak autis.

5. Kasih Sayang

Anak autis sangat membutuhkan kasih sayang dari orangtua nya. Perlakukannlah anak yang menderita autis sebaik mungkin. Anggap mereka seperti anak-anak normal lainnya yang sangat senang apabila dipeluk dan dicium oleh orangtua mereka. Nikmatin kebersamaan anda dengan semua kebahagiaan. Memberikan pelukan dengan menceritakan dongen yang lucu kemudian tertawa bersama akan menjadi hal menyenangkan bagi anak penderita autis


Ubah Keinginan Anda Terhadap Anak Anda

Orang tua Anda mungkin mengajarkan Anda untuk duduk diam selama waktu makan. Akan tetapi itu bukan keinginan yang wajar bagi kebanyakan anak autis. Cobalah memulai dengan tujuan yang lebih kecil, seperti duduk diam selama tiga menit, makan dengan sendok, atau apa pun yang Anda pikir dia bisa menangani. Kemudian barulah membangun tujuan yang lebih besar, seperti duduk diam selama waktu makan.

Ubah Lingkungan Tempatnya Berada
 Keamanan adalah kuncinya. Demi menangani anak autis, menciptakan lingkungan yang aman adalah sebuah tantangan. Karena begitu banyak perilaku anak Anda mungkin memiliki potensi yang membahayakan dirinya, sangatlah penting untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti membaut rak pada dinding dan/atau lantai dengan kencang, atau memastikan lemari berdiri dengan aman. Atau bisa juga menutupi dengan benda lain yang bisa mencegahnya untuk memanjat.

Pertimbangkan Kemungkinan Sumber Perilaku
Banyak anak autis sangat menginginkan, atau sebaliknya “over-respond” terhadap Input Sensorik. Sebagian lagi berganti-ganti diantara keduanya. Sangat sering perilaku “buruk” anak autis sebenarnya adalah reaksi terhadap Input Sensorik berlebih, atau terlalu sedikit. Dengan hati-hati mengamati anak Anda, Anda mungkin dapat mengetahui penyebabnya.

Hilangkan Input Sensorik Berlebih Untuk Menangani Anak Autis
Jika reaksi anak Anda berlebih terhadap Input Sensorik, ada banyak cara untuk mengubah situasi ini. Tentu saja, pilihan pertama adalah hanya menghindari penyebab Input sensorik berlebih seperti parade, taman hiburan dan sejenisnya. Ketika itu tidak bisa dilakukan, Anda bisa menggunakan sumbat telinga, mainan yang bisa mengalihkan, atau cara membujuk lainnya untukmenangani anak autis Anda sementara waktu.

Menyediakan Input Sensorik Untuk Menangani Anak Autis
Jika anak Anda menabrakkan diri di sofa, memanjat dinding atau berputar-putar, kemungkinan dia sedang membutuhkan “Input Sensorik”. Anda dapat menyediakan Input Sensorik dalam beberapa cara yang tepat. Beberapa orang menyarankan menangani anak autis dengan pelukan hangat, lainnya menyarankan menghimpitnya menggunakan bantal sofa dengan hati-hati, menggulung mereka seperti “hot dog” dalam selimut, atau memberi mereka rompi atau selimut yang diberi pemberat.

Cari Jalan Keluar Positif Untuk Perilaku Tidak Biasa
Sementara memanjat di pusat hiburan mungkin adalah perilaku “buruk”, memanjat di tempat olahraga bisa menjadi cara yang bagus untuk membangun otot dan persahabatan, pada saat yang sama. Sementara berputar-putar di toko kelontong mungkin aneh, adalah hal wajar untuk berputar di ayunan ban. Yang menjadi masalah di satu tempat, mungkin menjadi manfaat jika dilakukan di tempat lain!

Nikmati Keberhasilan Anak Anda
Anda, sebagai orang tua, adalah yang seharusnya memberi semangat atas keberhasilan pertama anak Anda. Anda senang ketika ia mengatakan “ya” untuk sebuah ajakan bermain, melengkapi kalimat, atau menendang bola bolak balik beberapa kali. Dia mungkin tidak akan menjadi kapten tim sepak bola, tetapi dia berhasil menjadi dirinya sendiri.

Kurangi Kekhawatiran Terhadap Opini Orang Lain
Anak Anda benar-benar melakukan pekerjaan dengan baik di toko kelontong. Dia mungkin mengepakkan tangannya sedikit, tapi itu bukan masalah besar. Sampai Anda menangkap mata seorang ibu, dari gadis kecil yang sempurna, menatap anak Anda. Tiba-tiba kepakan anak Anda tampak seperti masalah yang sangat besar, dan Anda menemukan diri membentak anak Anda, “..letakkan tangan ke bawah…!”. Ini tidak mudah, tetapi penting untuk diingat bahwa dia autis, dia tidak dengan sengaja mempermalukan Anda!

Temukan Cara Bergembira Bersama
Tidaklah mudah untuk menyatukan autisme dan kegembiraan. Tetapi jika Anda berpikir, ketika sedang menangani anak autis; menggulung anak Anda hingga seperti “hot dog”, memantul di trampolin atau bahkan duduk dan berpelukan bersama-sama dapat menjadi sangat menyenangkan. Daripada mengkhawatirkan tentang hasil terapis dari setiap tindakan, cobalah saja menikmati kekonyolan, gelitikkan, pelukan … dan anak Anda sendiri. Setidaknya untuk sementara waktu!

Perlu diketahui:
  • Mengajar anak autis merupakan tugas yang menantang, terutama bagi yang belum pernah memiliki pengalaman menangani anak-anak dengan ketidakmampuan belajar.
  • Meskipun lambat, anak autis bisa dilatih untuk membaca, menulis, dan belajar.
  • Autisme mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif.
  • Autisme merupakan kelainan genetik dan tidak dapat disembuhkan.
  • Namun tidak berarti anak autis tidak dapat menjalani kehidupan normal.
  • Pengaruh autisme akan bervariasi antara satu anak dengan yang lainnya.
  • Ada yang hanya sedikt berbicara, sementara yang lainnya menunjukkan perilaku kompulsif yang ekstrim.
  • Di sekolah khusus, anak-anak autis juga belajar aritmatika, tata bahasa, dan lain-lain sama seperti anak lainnya.
  • Berbagai teknik dilakukan untuk mengajar anak-anak autis di sekolah khusus.
  • Diperlukan kesabaran dan ketekunan ketika menghadapi anak-anak dengan autisme.
  • Perilaku agresi, agitasi, dan mudah marah dari guru akan berpengaruh negatif terhadap proses pengajaran.





1 komentar:

  1. Anak autis adalah anak potensial, masa depan mereka ada ditangan kita, artikel yang menarik, terima ksih sudah berbagi. Salam.

    BalasHapus