Epidemiologist

Epidemiologist
Epidemiologists help with study design, collection and statistical analysis of data, and interpretation and dissemination of results (including peer review and occasional systematic review). Epidemiology has helped develop methodology used in clinical research, public health studies and, to a lesser extent, basic research in the biological sciences

Kamis, 23 Januari 2014

SCREENING

SCREENING
 

PENGERTIAN


Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.
Latar belakang sehingga screening ini dilakukan yaitu karena hal berikut ini:
1.   Banyaknya kejadain penomena gunung es (Ice Berg Phenomen)
2.   sebagai langkah pencegahan khususnya Early diagnosis dan prompt treatment
3.   Banyaknya penyakit yang tanpa gejala klinis
4.   Penderita mencari pengobatan setelah studi lanjut
5.   Penderita tanpa gjl mempunyai potensi untuk menularkan penyakit

B.        TUJUAN DAN SASARAN SCREENING
a.         Tujuan
1.Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk).
2.Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak menjadi sumber penularan penyakit.
3.Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

b.         Sasaran
Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti :
•      Penyakit kronis
•      Keadaan yang potensial/high risk
•      Penyaringan yang dpt dilakukan scr:
•      Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.)
•      Infeksi Virus (Hepatitis)
•      Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes mellitus, Jantung Koroner, Ca Serviks, Ca Prostat, Glaukoma)
•      HIV-AIDS

C.        TEMPAT DAN BEBERAPA PERTIMBANGAN DARI SCREENINNG
a)     Tempat pelaksanaan
1.     Lapangan
2.     RSU
3.     RS khusus
4.     Pusat pelayanan khusus
b)    Beberapa pertimbangan dalam screening
1.     Biaya
2.     Alat yang digunakan
3.     Tes yang digunakan hrs cepat
4.     Tes yang digunakan sesuai selera masy
5.     Org2 yang terdiagnosa sbg pndrt hrs mendapatkan pengobatan
6.         Hrs terdapat tes yang spesifik
7.         Kelompok pnddk yang discreening diberi penjelasan

 

D.        PROSES PELAKSANAAN SCEENING ADALAH


Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.
•           Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
•           Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2
Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik
•           Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.
•           Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik).
Tebel cek Screening
Hasil tes          Keadaan penderita      Jumlah
Sakit    Tidak sakit
+          a          b          a+b
-           c          d          c+d
Jumlah a+c      b+d      N

Keterangan:
a = positif benar
b = Positif semu
c = negatif semu
d = negatif benar
N = a+b+c+d

E.         VALIDITAS
Untuk mengetahui Validitasnya, maka digunakan indeks antara lain:
a)         Sensitivitas
Sensitivitas (sensitivity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil tes positif dan benar sakit.
Sensitivitas = a/a+c

b)         Spesifisitas
Spesifisitas (specificity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil negatif dan benar tidak sakit.
Spesivisitas = d/b+d

c)         Positive Predictive Value (Ppv)
Persentase pasien yang menderita sakit dengan hasil test Positive.
PPV = a/a+b


d)         Negative Predictive Value (Npv)
Persentase pasien yang tidak menderita sakit dengan hasil test negative.
NPV = d/c+d

Nilai perkiraan kecermatan:
1.         Nilai Kecermatan (+) (Positive accuracy) : Proporsi jumlah yang sakit thd semua hasil tes (+)
Rumus y = a / a+b
2.         Nilai Kecermatan (-) (Negative accuracy) : Proporsi jumlah yang tdk sakit thd semua hasil tes (-)
Rumus z = d / c+d
Selain nilai kecermatan, dpt juga dihitung nilai komlemennya yaitu :
1.         False positive rate: Jumlah hasil tes (+) semua dibagi dgn jumlah seluruh hsl tes (+)
Rumus b/ a + b atau 1 – y
2. False negative rate: Jumlah hasil tes (-) semua dibagi dgn jumlah seluruh hsl tes (-)
Rumus c/ c + d atau 1 – z
Contoh:
Ditemukan 50 orang (+) menderita & 100 tdk menderita, dari hasil tes trdpt 45 org (+) benar, 10 org (+) semu, 5 org (-) semu dan 90 org (-) benar.
Hasil tes          Keadaan penderita      Jumlah
sakit     Tdk sakit
+          45        10        55
-           5          90        95
Jumah  50        100      150

Sensitifitas hasil tes; 45/50 = 90%
Spesifitas hasil tes; 90/100 = 90%
Nilai kecermatan (+); 45/55 = 82%
False positif rate; 10/55 = 18% (100-82 = 18)
False negatif rate; 5/95 = 5% (100-95 = 5)

F.         RELIABILITAS
Pemeriksaan yang dilakukan berulang-ulang akan menghasilkan sesuatu yang konsisten
Faktor yang mempengaruhi:
1. Variabilitas alat
2. Variasi subyek
3. Variasi pemeriksa
Cara mengurangi variasi:
1. Standarisasi alat
2. Latihan intensif para pemeriksa
3. Penerangan yang jelas kepada orang yang akan diperiksa

G.        Yeild
Yeild adalah jumlah penyakit yang didiagnosa dan diobati sebagai hasil penyaringan
Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Sensitifitas tes
2. Prevaensi penyakit yang tidak tampak
3. Screening yang tidak tampak

4. Kesadaran masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar